Langsung ke konten utama

Postingan

Hubungan yang Sehat Ternyata Mempengaruhi Mentalmu

Pernah gak sih kalian nemu keadaan temen yang tadinya dia ceria haha hihi gak jelas tapi tiba-tiba dia murung karena keseringan berantem sama pacar? atau pernah gak sih kalian lagi ngumpul-ngumpul gitu tiba-tiba satu temen kalian harus mlipir ke pojok ruangan buat fokus beresin masalah dia sama pacarnya lewat telfon? Kalau saya sih pernah. Di situ saya tertarik buat observasi sendiri, seberapa berpengaruhkan hubungan pribadi seseorang sama kondisi mentalnya dia? Apa ini cuma perasaan saya aja atau memang hal itu berbanding lurus? karena sepenglihatan saya sih, orang-orang yang keseringan berantem ribut gede gitu sama pacarnya, justru terasa banget dampaknya buat orang-orang di sekitar dia. Apa itu moodnya yang gampang jelek, entah itu mengubah dia jadi sedikit agak tempramen dari sebelumnya, pokoknya macem-macem lah. Gini, dulu tuh saya kurang relate sama lagunya Raisa yang judulnya Bye-bye. Kenapa? Karena di dalemnya ada lirik yang bunyinyaaa "If he doesn't treat you
Postingan terbaru

Pernah Ngerasa disampahin Orang?

Disampahin. sebenernya gak ada definisi baku sih dari kata "disampahin". Cuma kalau digambarkan lebih jauh sih, kayak semacam mendapat perlakuan yang kurang atau bahkan gak adil dari seseorang atau satu perusahaan. atau bisa juga diartikan sebagai perasaan pribadi yang merasa seperti sampah di mata orang lain. I don't know, mungkin ini sebuah masalah soal kepercaya dirian seseorang atau gimana, saya pribadi belum tau. Pernah beberapa kali ngalamin hal semacam ini, dari seseorang atau bahkan suatu perusahaan, lebih parahnya disampahindiri sendiri juga kayaknya saya pernah ngalamin. Saya pernah beberapa kali merasa sangat "sampah". Sama satu perusahaan, mungkin bisa disebut, ini cuma saya aja yang gak bisa menerima takdir, atau mungkin ini cuma saya yang belum bisa ambil hikmah dari kejadian ini. jadi waktu itu saya masuk yayasan kursus buat menambah keterampilan kerja, yang dimana nantinya kita bakal diarahkan untuk magang di suatu perusahaan yang nantin

Move On Semudah Tersenyum

Pagi ini, ngopi sambil nyuci adalah rutinitas harian selama kerja shift siang. dan entah kenapa kepikiran buat nulis tentang move on. move on, jujur saya kadang kurang paham, move on dalam pandangan orang itu seperti apa. apa move on harus selalu dikaitkan dengan punya pasangan baru? di sisi lain saya pikir, apa iya orang yang punya pasangan baru termasuk kategori orang yang berhasil move on? serius, gak jarang saya terima curhatan temen yang dimana dia seolah membohongi nurani sendiri dengan menjalin hubungan baru tapi hati masih terikat pada yang lama. jadi kalau ada yang mengartikan move on adalah punya pasangan baru, maka saya jadi satu orang yang gak percaya teori bangke ini. Haha Saya pribadi, terakhir pacaran sekitar 4 tahun lalu, apa itu masuk barometer ketidak mampuan saya buat move on? I think that's pretty stupid. saya gak tahu dan gak mau tahu pasangan saya dulu ada dimana, lagi ngapain dan sedang sama siapa. I don't really care. banyak orang nanya, 4 tah

Ada yang Tertinggal di Ruang HRD

Saya berusaha mengingat segala yang terjadi tepat Juli tahun lalu. ketika kali pertama jabat tangan saya ditolak seorang pria. Kali pertama semenjak saya keluar dari pondok. Saya lega, setidaknya saya temukan satu pria khas pesantren di lingkungan kerja. Yang membuat saya lebih lega, ketika tahu Bapak itu yang akan menjadi pembimbing saya selama masa magang 2 bulan ke depan. Mungkin terlalu muda untuk saya panggil Bapak, tapi mengingat ini lingkungan kerja dan beliau sudah seperti atasan saya sendiri, mungkin sebutan Bapak memang pantas. Enak dilihat teman-teman magang saya bilang. beberapa bahkan cemburu saya dibimbing langsung oleh Bapak itu. sekedar candaan, saya pikir boleh juga. Menjadi anak magang memang tidak pernah mudah, segala bentuk tekanan dari pegawai tetap yang sementara menjadi atasan kami, seringkali terasa menakutkan. Bukan hal baru untuk sekedar dibentak atau dibicarakan dari belakang oleh pegawai sesama perempuan, tapi tak apa. setiap fase memang butuh

Serba-Serbi Mengenai Cewek Single

Cewek single, gak ada yang salah sih dengan sebutan itu. Emangnya kenapa? Toh kenyamanan itu kita sendiri yang merasa. Dan memang aneh rasanya untuk memulai hubungan asmara ketika kita sudah terlalu lama sendiri. Ini serius, pasti di luaran sana banyak yang ngerasain hal yang sama. Ketika kita udah nyaman sendirian, gak mudah rasanya memilih pria yang akan kita jadikan pasangan. Karena apa, mungkin salah satunya adalah kekhawatiran akan nasib ke depan, misalnya.. Gimana kalau setelah pacaran, keadaan kita malah lebih baik pas masih sendirian. Atau gimana kalau mood kita lebih bagus ketika masih sendirian. Yaa kita tahu lah, gak ada pacaran yang gak mengandung drama didalamnya. Daannn siapa yang gak lelah sih sama dramanya orang pacaran? Mending ngopi aja..                                            Alasan jomblo⬆⬆⬆ Dengan status lajang yang masih belum tergantikan, temen-temen terkampret  terdeket kita pasti punya sedikit kekhawatiran akan jalan hidup kita. *sehina itu

But She Survived. She Always Survived.

Saya tidak pernah menyangka hidup akan membawa saya sejauh ini. Saya tidak pernah menyangka, usia dewasa yang selalu saya impikan kala kecil, seberat ini. Begitu banyak tanggung jawab yang harus saya terima. Begitu banyak penerimaan yang harus saya pertanggung jawabkan. Terkadang saya masih menyerupai gadis itu. Gadis kecil yang selalu ingin cepat merasakan sensasi dari usia 20. Gadis kecil yang tidak pernah tahu makna menyakiti dan disakiti. Yang saya tahu hanya, bila saya berbuat baik pada orang lain, maka mereka pun akan berbuat hal yang sama pada saya. Mungkin orangtua saya khilaf, mungkin orangtua saya lupa untuk mengajarkan saya bahwa selalu ada hal yang tidak beraturan di dunia. Mereka mungkin lupa mengajari saya bahwa tidak semua hal baik dibalas kebaikan. Dan tidak semua hal yang kita perjuangkan itu dihargai orang. Tidak semua. Maka ketika saya menghadapinya, saya kaget. Saya tidak terima. Saya menyangkal, menyalahkan siapapun yang bisa saya salahkan, tapi hidup

A Beautiful Soul Will Always Be A Beautiful Soul

Semua orang pernah saling menyakiti, bahkan yang saling mencintai sekalipun, mereka pasti pernah tanpa sengaja menyakiti satu sama lain. Yang kita percayai, disakiti orang yang kita cintai itu, worth it. Ya memang begitu adanya. Mantan saya menceritai saya perihal mantan kekasihnya yang lain, "Dia terlalu cinta pada saya, ketika saya putuskan pun ia tidak mau. Akhirnya sekarang dia menjauhi saya. Berpapasan di jalan pun ia tak bergeming. Dia marah, mungkin karena dia sangat cinta." ujarnya. Dalam hati, saya tertawa. Saya ingin menjelaskan, bahwa orang yang benar-benar mencintai kita, bukanlah orang yang justru balik membenci ketika disakiti. Bukan pula orang yang tidak mau diajak putus. Cinta tidak seremeh itu. Orang yang benar-benar mencintai kita, justru adalah orang yang tetap berbuat baik pada kita yang dengan jelas pernah menyakitinya. Tapi saya menahan kata-kata itu. Itu yang harus disadari tiap-tiap dari kita. Bila ada orang yang pernah kita kec